Kejahatan Hipnotis Kian Marak di Kotim, Nenek Berusia 65 Tahun Jadi Korban

Ilustrasi (kontenkalteng.com)

kontenkalteng.com,SAMPIT - Tindak kejahatan hipnotis masih marak terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah (Kalteng). Kali ini nenek berusia 65 tahun menjadi korban hipnotis. Sebuah jinjin lenyap dibawa kabur pelaku hipnotis. 

Baca juga: Legislator Minta Masyarakat Waspada Pelecehan Jalanan, Aparat Diminta Tindak Tegas Pelaku

"Saya tidak menyangka bisa terhipnotis. Secara tidak sadar saya itu nurut saja dengan orang tidak dikenal dibawa mutar-mutar, " kata Wati korban hipnotis, Jumat 26 April 2024.

Kejadian bermula saat dirinya sedang berjalan kaki hendak menuju rumahnya. Tiba-tiba ada seorang tidak dikenal mengendarai motor menegur korban. 

Pelaku mengajak berbincang sebentar, lalu korban dibawa pelaku keliling Sampit menggunakan motornya. Lanjutnya, di tengah perjalanan pelaku mengaku  ingin membelikan perhiasan untuk anaknya yang ingin menikah. 

Korban yang merupakan warga Jalan Iskandar, Sampit, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang itu harus kehilangan barang berharga miliknya. Yang mengenaskan lagi, barang  berupa cicin emas itu barang berharga satu-satunya yang dia miliki.

"Seingat saya dia melepas cicin saya, ketika itu saya tidak sada lagi, dan dia meninggalkan saya dipinggir jalan," ujarnya

Lokasi kejadian hipnotis Jalan Iskandar Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur

Kemudian setelah berhasil melepas cicin, korban yang merupakan seorang janda itu ditinggal begitu saja oleh pelaku. Beruntung saat itu korban bertemu oleh seseorang dan  membantu mengantarkan pulang. 

"Semoga ja orangnya  mengembalikan cicin saya, itu barang berharga satu-satunya. Saya ini kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ini malah dihipnotis orang, " keluhnya. 

Diketahui, kasus hipnotis ini sering terjadi di Kabupaten Kotim, terutama menjelang Ramadan hingga Lebaran Idulfitri kemarin. Modus pelaku bermacam-macam bahkan ada yang bergaya layaknya ustadz dengan mengendarai mobil. Sementara rata-rata korban yang adalah ibu rumah tangga (DV-OR1)