
Upacara Tiwah Suku Dayak di Kalimantan Tengah (Ist)
kontenkalteng.com, Palangka Raya-Indonesia yang memiliki ribuan pulau dan suku memiliki sejumlah tradisi dan budaya yang hingga saat ini terus dilestarikan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Baca juga: 6 Festival Akbar Ini Digelar di Kalimantan, 2 Diadakan di Kalteng
Salah satu warisan budaya yang masih terus dipertahankan yakni tradisi pemakaman. Hampir seluruh pulau di Indonesia memiliki tradisi pemakaman yang berbeda-beda, salah satunya Suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Tak sekadar mengantarkan jenazah ke peristirahatan terakhir, berbagai tradisi pemakaman unik di Indonesia ini juga sarat akan nilai filosofi dan makna yang mendalam.
Berikut 5 tradisi tradisi pemakaman pemakaman unik di Indonesia yang menarik wisatawan.
Upacara Nagben di Bali
Ngaben
Tradisi pemakaman khas umat Hindu Bali ini bertujuan untuk mensucikan roh orang yang sudah meninggal.
Tapi untuk melakukan hal tersebut ada beberapa upacara adat yang harus digelar. Salah satunya dengan membangun lembu kayu sebagai tempat jenazah prosesi Ngaben.
Di puncak prosesi Ngaben adalah Ngeseng Sawa: pembakaran jenazah. Lembu kayu tersebut juga turut dibakar dengan tujuan untuk “membingungkan” arwah agar tidak kembali ke dunia.
Setelah proses pembakaran jenazah selesai, dilanjut dengan prosesi Nganyut, yakni menghanyutkan abu jenazah ke laut. Sebagai simbolis bersatunya kembali jiwa dengan alam.
Mumifikasi
Tradisi pemakaman unik berikutnya hadir dari Tanah Papua, tepatnya dilakukan oleh Suku Asmat
Namun, tidak semua orang bisa dijadikan mumi, biasanya mumifikasi dilakukan kepada mereka yang memiliki kedudukan tertinggi, seperti kepala suku atau panglima perang Suku Asmat.
Tubuh jenazah akan diolesi ramuan alami tertentu, kemudian diletakkan di atas perapian untuk melalui proses pengasapan secara perlahan.
Kemudian setelah beberapa tahun, jenazah yang telah melalui proses mumifikasi tersebut akan berubah warna menjadi hitam, dan kemudian dipajang di depan rumah adat Suku Asmat. Apabila terdapat acara-acara penting seperti ritual adat, maka mumi tersebut akan didudukkan menghadap ke banyak orang guna mengenang jasanya.
Tiwah
Tiwah adalah sebuah tradisi pemakaman yang dilakukan oleh Suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah.
Uniknya, tradisi ini dilakukan setelah jenazah dikubur selama beberapa tahun, sehingga hanya menyisakan tulang-belulang.
Menurut kepercayaan masyarakat Dayak Ngaju, Tiwah dilakukan untuk mengantarkan roh nenek moyang ke tempat asal ruh atau Lewu Tatau bersama dengan Ranying, sosok dewa tertinggi dalam kepercayaan masyarakat Dayak.
Umumnya, tradisi pemakaman Dayak Ngaju digelar selama 3 hari sampai satu bulan penuh. Prosesi dimulai dengan membangun Sandung Rahung untuk menyimpan tulang. Kemudian menyiapkan kerbau yang diikat di dekat sandung rahung. Di akhir ritual, arwah akan melakukan perjalanan menuju Lewu Tatau, sambil diiringi prosesi pengorbanan kerbau dengan cara ditombak.
Upacara Rambu Solo di Tanah Toraja Sulawesi
Rambu Solo
Tradisi pemakaman dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan ini dipercaya masyarakat Suku Toraja sebagai penyempurna kematian, serta sebagai bentuk penghormatan dan mengantarkan arwah menuju alam ruh. upacara adat Rambu Solo bisa digelar selama 3-7 hari berturut
Pemakaman Rambu Solo ini harus melewati proses upacara adat yang cukup panjang. Salah satunya adalah keluarga harus kurban hewan, antara babi atau kerbau yang jumlahnya mencapai puluhan hingga ratusan hewan yang dikurbankan, menyesuaikan strata sosial jenazah.
Tak heran jika. Setelah upacara adat selesai, jenazah baru boleh “dikubur” di tebing batu tinggi atau disebut Lemo. Masyarakat Suku Toraja percaya, jika tradisi Rambu Solo dapat mengantarkan arwah lebih cepat ke Puya atau surga.
Upacara Mangokal Holi di Pulau samopsiur, Sumatrera Utara (Ist)
Mangokal Holi
Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba ternyata juga memiliki tradisi pemakaman yang tak kalah unik.
Tradisi tersebut bernama Mangokal Holi, sebuah kepercayaan turun-temurun masyarakat Pulau Samosir dengan pemindahan tulang tengkorak leluhur sebagai bentuk penghormatan.
Tradisi Mangokal Holi dilakukan dengan membongkar makam keluarga yang telah lama meninggal, dan menempatkan tulang-tulang di sebuah tugu. Tradisi Mangokal Holi dipercaya masyarakat Samosir bisa mendekatkan arwah leluhur ke Sang Pencipta.(DHANN-OR2)