Menengok Keseruan Saat Wartawan Belajar Menulis Ekonomi Bank Indonesia: Hening hingga Jidat Mengkerut

Suasana hening ketika wartawan mengikuti paparan cara menulis berita ekonomi oleh Andreas Maryoto dari Kompas Institute

kontenkalteng.com , Yogyakarta - Ruang pertemuan uzur berukuran 8 X 15 meter bercat putih pucat di lantai dua sebuah hotel  bilangan Jalan Sudirman Yogyakarta, Kamis (2/5/2024) nampak hening. 

Baca juga: 2 Artikel Ekonomi Tulisan Wartawan KontenKalteng.com Juara Lomba Menulis Bank Indonesia

Pagi itu, 31 wartawan dari Palangka Raya, Kalteng sedang belajar teknik penulisan warta ekonomi yang akurat dan memikat yang diadakan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Tengah. 

Gelak tawa yang biasanya selalu 'hadir' saat  wartawan berkumpul seketika sirna. Juga tak terlihat wajah sumringah. Dan penyejuk ruangan pun jadi semakin bikin gerah

Andreas Maryoto, dari Kompas Institute yang didatangkan sebagai pembicara nampaknya menyadari ketegangan itu  

"Santai saja ya... jangan juga jidat sampai berkerut, " ujarnya tersenyum memecahkan kesunyian. 

Dia pun menjelaskan, dalam pembuatan berita ekonomi sebaiknya dihindari penggunaan angka-angka atau istilah yang membingungkan pembacanya. Namun kalaupun harus dimasukan angka sebaiknya tidak lebih sekali dalam satu kalimat. 

foto Humas BI Kalteng

"Sudah wartawan yang menulis kurang paham angka-angka yang dibuatnya, ini sama saja dengan memindahkan kebingungan si wartawan ke masyarakat. Tentu ini akan menjadi konyol, " papar Redaktur Pelaksana harian Kompas itu. 

Kepala Kantor Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh menjelaskan, dengan pelatihan ini para wartawan bisa bertambah ilmunya dan dapat menulis berita dengan lebih akurat dan memikat sesuai dengan tema dengan Forum Komunikasi Media (FKM). 

“Para wartawan yang ikut dapat mengetahui beberapa istilah baru dari Bank Indonesia sehingga dapat membuat berita yang lebih baik selain itu dapat menjadikan hal bermanfaat, ”ujarnya.

Selain Andreas Maryoto, pembicara lain yang juga dihadirkan yaitu Syahman Perdymer, Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opinion Maker dari Bank Indonesia. 

Perdymer menjelaskan soal kendala-kendala yang dihadapi Bank sentral di era digital dan juga kiat-kiat yang dilakukan agar pesan (message)   yang disampaikan ke masyarakat tetap utuh. (Karana-OR2)